Minggu, 07 Desember 2008

मनाजेमें operasional

REVIEW JORNAL
An integrated approach to electronic waste
(WEEE) recycling
I. Dalrymple and N. Wright
C-Tech Innovation Ltd, Chester, UK
R. Kellner
PRK Environment, Pailton, UK, and
N. Bains, K. Geraghty, M. Goosey and L. Lightfoot
Rohm and Haas Electronic Materials Limited, Coventry, UK

A. PENDAHULUAN
Penelitian sebelumnya sudah menunjukkan dampak dari IT di dalam variasi umum secara sistematis tergantung dari tujuan Perusahaan. Studi ini meneliti pengaruh faktor-faktor organisasi dari aspek tertentu tentang ekonomi, subtitusi dari modal untuk inputs seperti Ordinary Capital dan Labor. Sebagian besar diskusi sebelumnya tentang dampak Teknologi Informasi (IT) yang difokuskan pada Subtitusi dari Informasi Teknologi pada Labor. Namun sebagian besar literature managerial baru-baru ini menekankan pentingnya komplemen antara Teknologi Informasi (IT) dan praktek organisasi. Kemampuan untuk mengidentifikasi dan menaikkan komplemen-komplemen potensial antara IT dan faktor-faktor lain Karena investasi-investasi digunakan lebih sedikit untuk penurunan biaya yang sederhana dan lebih karena menciptakan Nilai Pelanggan. Menggunakan data lebih dari 400 perusahaan besar, ditemukan bahwa kemampuan perusahaan untuk komplemen capital dengan investasi Teknologi Informasi (IT) tergantung dari organisasi. Pada “Organisasi modern” menunjukkan organisasasi yang didesentralisasi, penggunaan lebih besar dari staf yang terampil, investasi barang modal lebih baru, dan lebih sedikit persediaan, IT dan modal adalah pelengkap, bagi Organisasi “tradisional” rekan bisnis mereka adalah sebagai pengganti (Subtitusi). Juga, kita menemukan bahwa semua wujud-wujud organisasi-organisasi menggunakan IT sebagai suatu jaring sebagai untuk tenaga kerja. Hasilnya menyatakan bahwa kemampuan untuk melengkapi investasi-investasi lain dengan tidak terbatas pada sektor-sektor tertentu, tetapi mengerjakan bergantung pada desain organisasi yang sesuai termasuk adopsi praktek-praktek yang modern.
Lingkungan bisnis yang sangat kompetitif (hypercompetitive), maka keputusan bisnis harus dibuat dalam waktu yang cepat. Penerapan technology mempengaruhi setiap aspek bisnis, termasuk di dalamnya manajemen operasi. Teknologi seperti robitika, otomasi, dan teknologi informasi dalam bentuk ERP sistem, serta internet telah mengubah secara dramatis perancangan dan pengelolaan operasi manufaktur maupun jasa. Namun demikian teknologi hanyalah sebuah alat, sehingga tidak perlu diadopsi bila tidak memberikan manfaat dalam pencapaian tujuan organisasi. Yang juga penting diperhatikan adalah: ‘ Teknologi yang diadopsi juga harus sesuai dengan semua elemen fungsi organisasi agar informasi dapat dibagikan dan dikirimkan secara cepat dan efisien dengan kesalahan yang minimum.
Manajer operasi perlu mengerti teknologi apa yang dapat dan tidak dapat diadopsi, dan memahami kebutuhan pelatihan bagi semua level karyawan dalam pemanfaatan teknologi, serta menyadari bahwa pelatihan tidak hanya sesaat tetapi harus secara terus menerus selama proses.

B. RISET GAP
Mekanisme Teknologi Informasi (IT) menciptakan nilai bisnis yang telah diperdebatkan lebih dari 40 tahun. Untuk aplikasi IT dalam penggunaan komputer dalam suatu organisasi dapat mengoptimalkan penyimpanan Data dan perolehan data kembali, perilaku komunikasi dalam proses transaksi secara rutinitas dan memperbaiki organisasi. Hal ini akan mengurangi kebutuhan akan Juru Arsip, Para Akuntan dan Manajer Menengah bawah. Komputerisasi juga sangat besar pengaruhnya terhadap operasi jasa, seperti Delivery, Packing, serta angkutan, penjadwalan berbasis komputer, dan memungkinkan sistem pada pabrik-pabrik yang sudah ada dalam penghematan tenaga kerja sehingga tidak lagi diperlukan pembangunan-pembangunan pabrik-pabrik baru.
Penekanan didalam investasi Informasi Teknologi (IT) sudah bergesar kearah menciptakan nilai bisnis dari pada hanya “Cost Saving”. Yang menjadi perhatian utama di dalam strategi teknologi mereka adalah peningkatan waktu untuk menjual, mutu, layanan pada pelanggan. Bagaimana pun juga, Organisasi harus bergerak untuk mengejar strategi ini, bahwa investasi Informasi Teknologi (IT) harus menjadi strategi yang disertai perubahan-perubahan dengan aspek lain dari Organisasi.

C. BAGAIMANA PENELITI MEMBREAKDOWN KE DALAM HIPOTESIS
Telah ada suatu peningkatan yang substansiil di dalam pemakaian pabrikasi dan jasa dalm memproses otomatisasi (Metode/mesin yang digunakan untuk menghemat labor), diatas dua puluh tahun yang terakhir dalam wujud pabrikasi yang fleksibel (FMS, Flexibel Manufacturing) , perencanaan bahan-bahan sumber daya (MRP I, Material Resource Planning), kebutuhan perencanaan pabrikasi (MRP II Manufacturing Requirements Planning), Pabrik komputer terpadu (CIM, Komputer Integrated Manufacturing)) dan perencanaan sumber daya perusahaan (ERP Enterprise Resource Planning). Banyak dari ini teknologi produksi yang fleksibel melibatkan semua kegiatan tidak bias lepas dari komputerisasi Hal ini menyatakan bahwa complementeri teknis ada antara tujuan umum komputerisasi dan pabrikasi yang fleksibel. Sebagai contoh, fasilitas-fasilitas produksi otomatis menyertakan FMS sistem bersama-sama pada komputer untuk menjadwalkan untuk mencapai produksi optimal. Antara IT dan modal secara fisik tidak dibatasi pada pabrikan-pabrikan.
 Hipotesis
1. IT dan Modal menunjukkan suatu derajat tingkat yang lebih besar dari complementarity pada organisasi yang menggunakan praktek organisasi modern
2. IT dan Labor menunjukkan suatu derajat tingkat yang lebih besar dari complementarity pada organisasi yang menggunakan praktek organisasi modern
4 (empat) indicator dari sistem organisasi modern :
1. Age of Capital /
2. Decentralized work practices
3. Human Capital
4. Inventories

D. 1. ALAT ANALISIS
a. Development of Estimating Equations
Pendekatan dalam teori produksi mikro ekonomi, hasil yang dipastikan (O) to inputs it consumes. Analisis ini akan menganggap 3 masukan yaitu ;
(C) ; Komputer Capital
(K); Non – Komputer Capital
(L); Labor
Dengan asumsi bahwa produktivitas dapat dipengaruhi oleh industri (i)
(t) over time

Dengan 3 inputs, persamaan sebagai berikut :

Log Oitj = Const. + Iij + Yij +aclog Citj +aklogKitj + al log Litj +
cc(logCitj)2 + KK(logKitj)2 + LL(logLitj)2 +
CK(logCitj)(logKitj) + CL(logCitj) + KL(log Kitj)(logLitj) + itj

Untuk fungsi produksi lebih dari 2 inputs, pengukuran yang paling umum untuk substitutability/complementarity adalah AES (The Allen Partial Elasticity of Subtitution). Ini digambarkan sebagai perubahan persentasi rasio kuantitas dari 2 faktor kepada rasio harga. Menggunakan IT dan Capital dalam 3 masukan fungsi produksi.

AES CK = (Cfc + Kfk +Lfl)det(HCK)/[Kdet(H)]
Dimana fC menandakan O/C, det (H)

Jika AES mendekati 1 dan 2 barang subtitusi normal, Jika AES adalah 0 naka ke dua faktor tersebut bukan sebagai komplemen ataupun subtitusi.

b. Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah suatu survey yang dilakukan oleh organisasi dari tahun 1995 dan 1996 yang dipadu dengan biaya yang dikeluarkan untuk IT dan produksi output – input dari tahun 1987-1994.
 Komputer Technology,
 Compustat
 Organizational Practice

2. INTERPRETASI DAN KONTRIBUSI PADA TEORI
Analisis ini dimulai dengan regresi baseline dan elastisitas subtitusi. Kemudian diuji pengaruh dari 4 faktor karakterisitik organisasi, sistem pekerjaan yang didesentralisasi, usia dari modal, modal manusia dan inventarisasi itensitas di AES antara IT dan modal.

Hasil regresi untuk model translog kedua contoh dan sub contoh adalah sebagai pelengkap karakteristik organisasi. Hasil elastisitas dari capital, labor dan komputers adalah 0.13, 0.73 dan 0.11, dan semua signifikan.. Pada tingkat kepercayaan 90% untuk elastisitas parsial dari subtitusi antara IT dan Inputs lain di dalam baselin model. Sehingga ditemukan IT dan Capital adalah signifikan, hasil ini konsisten dengan penelitian terdahulu (Dewan dan Min 1997). Subtitusi antara IT dan tenaga kerja adalah sangat tinggi, tetapi ini bukan merupakan subtitusi yang sempurna. Setelah dilakukan perbandingan antara contoh dengan sub contoh ditemukan pada angka median bahwa subtitusi IT dan Capital lebih tinggi dibanding dengan tingkat subtitusi IT dan Labor yang lebih rendah.

Membandingkan efek subtitusi melalui jenis perusahaan yang berbeda. Untuk menguji hipotesisyang berinteraksi antara parameter organisasi dan jangkauan dari subtitusi antara IT dan Capital atau Labor. Sample dibagi menjadi empat variable; bentuk organisasi, average age of capital, komposisi workforce dan inventaris. Hasil utama dari sample ini ditemukan organisasi modern menunjukkan konsistensi lebih besar dari komplementari of degree antara IT dan Capital dari pada organisasi tradisional. Tetapi sama jika tidak lebih besar, degree of subtitusi antara IT dan Labor pada organisasi tradisional. Perbedaaan besar muncul dalam komposisi workforce untuk elastisitas subtitusi Komputer-Capital (C-K).. Perusahaan dengan Skill worker mempunyai kekuatan komplemen C-K. Pada waktu perusahaan dengan lebih pada worker yang tidak memiliki skill menunjukkan subtitusi antara IT dan Capital. Subtitusi IT-Labor berdampak sama antara sub sample kecuali untuk perbedaan besar antara capital age split.Dari perbedaan pada subtitusi IT-Capital antara bentuk organisasi ini jelas bahwa Investasi IT lebih dari komplementari untuk Capital pada organisasi modern melalui 4 macam pengukuran organisasi. Bagaimanapun juga hipotesis yang kedua ditolak sejak ditunjukkannya bahwa investasi IT subtitusi untuk Labor pada semua jenis organisasi.
- Perusahaan yang mengadopsi praktek organisasi modern jauh lebih mungkin untuk menentukan IT sebagai komplemen dari Kapital, hanya tidak saja mampu mengganti/subtitusi untuk tenaga kerja
- Minimum, hasil ini menyatakan bahwa perusahaan yang mengadopsi praktek-praktek modern mempunyai hubungan produksi yang pada dasarnya berbeda dengan organisasi yang berorientasi mass production. Lebih dari itu peluang untuk penurunan cost dengan IT menjadi lemah, salah satunya karena menurunnya benefit marjinal atau karena penurunan biaya karena kompetisi, atau perusahaan yang diseimbangkan dengan menaikkan aktiva mereka yang ada dengan cara meningkatkan kinerja dan menemukan cara untuk memanfaatkan perbaikan yang berkelanjutan di dalam harga ratio kinerja dari IT.
- Perusahaan yang memiliki kemampuan untuk berperan pada komplementori dengan input yang lain bisa menjadi lebih profitable. Kemampuan untuk melengkapi investasi dengan tidak dibatasi pada sector tertentu saja, tetapi bagaimana organisasi didesain tergantung adopsi praktek-praktek modern.


E. RISET / PENELITIAN KE DEPAN
Penggunaan dari IT membuat nilai bisnis lebih penting. Hipotesis yang digunakan dari IT tidak konsisten diantara organisasi dan perbedaan sistematis ini membuat implikasi untuk bagaiman perusahaan dapat membentuk modal pada harga IT untuk jangka panjang, Suatu hasil yang konsisten pada analisa ini adalah bahwa organisasi dengan praktek-praktek modern mempunyai suatu derajat tingkat yang lebih besar dari komplementari antara IT dan Capital. Sama halnaya dengan derajat subtitusi dari IT Labor. Pengamatan atas perbedaan pada komplementari antara IT dan Capital adalah konsisten dengan ide itu umum dalam literature organisasi pekerjaan, bahwa sedikitnya ada 2 kelompok dari praktek organisasi. Dengan perbedaan property fundamental, organisasi tradisional, konsep dasar dari mass production, dan organisasi modern dengan karakterisitik perlengkapan/mesin yang fleksibel, newer capital, skilled worker, lower inventoris dan desentralisasi yang lebih tinggi untuk pengambilan keputusan hak pada line worker.Kita menunjukkan ini dengan penelitian AES, antara input pada organisasi modern dan tradisional.
Baru-baru ini sebuah hasil dapat menjelaskan trend yang sangat cepat di dalam mengadopsi dan ERP Sistem dan general ternd.

Teknologi perlu diintegrasikan dalam sebuah organisasi untuk mencapai efisiensi operasi dan efektivitas dalam melayani pelanggan. Tiga bidang dimana integrasi teknologi berkontribusi secara signifikan dalam keberhasilan organisasi jasa adalah:
– Perencanaan Strategis
– Peningkatan Kinerja:
• Layanan yang lebuh cepat
• Memperbaiki pengetahuan pelanggan
• Meningkatkan kastemisasi produk sehingga dapat lebih sesuai dengan kebutuhan masing-masing pelanggan (Increased product
customization)
– Meningkatkan efisiensi (Increased efficiency)
• Skala ekonomis dalam mengkonsolidasi operasi-operasi (Economies of scale in consolidating operations).
• Mengurangi biaya tenaga kerja melalui peremajaan tenaga kerja dan meningkatkan produktivitas tenaga kerja (Reduced labor costs through replacement of manpower and increased labor productivity.)



---------- gbu ----------

Tidak ada komentar: